Halaman

mencari belajar dan berbagi

Foto saya
jakarta selatan, kemang, Indonesia
dari anak manusia yang ingin menggali pengalaman dan berbagi pengetahuan

Sabtu, 25 September 2010


                                                                                   

Pembakaran Alquran

 
Pembakaran AlquranUntuk wacana tentang adanya rencana Hari Pembakaran Alquran Sedunia oleh Gerakan di AS Amerika Serikat bisa melihat  foto pemimpin yang mendalangi gerakan tersebut pada pembahasan berikut. Gerakan Pembakaran Alquran yang dipelopori kelompok Dove World Outreach Center di Florida, Amerika Serikat, ini rencananya akan melakukan kegiatan pembakaran Al Quran pada 11 September 2010 mendatang. Namun untuk sejelasnya mengapa dan apa yang menjadi penyebab semua itu Pembakaran Alquran Sedunia oleh Pastor Aneh Terry Jones, silakan disimak dibawah:


Adapun berikut arti dari beberapa penggalan kalimat  Aneh Terry Jones :


“Silakan tanya pada diri Anda sendiri, apakah Anda pernah benar-benar melihat seorang muslim sangat senang ketika mereka sedang berada di Mekkah? Saat mereka berkumpul di lantai masjid? Apakah itu tampak seperti agama yang penuh dengan kegembiraan?” demikian salah satu kalimat yang diucapkan Jones.

Pembakaran Alquran

Nah bagaimana tanggapan anda semua akan kegiatan ini nanti, dan bagaimana pula reaksi umat muslim sedunia melihat rencana Pembakaran Alquran 11 September 2010 nanti? "ya,..marilah kita sama-sama ber do'a bagi umat muslim smoga kejadian ini tidak akan terjadi  untuk selamanya,..dan untuk seluruh umat muslim sedunia dengan adanya kejadian seperti ini tidak mudah terpancing emosi,..karna bisa menjadikan peperangan besar antar umat beragama"....hafizhplay.
 
Awas! Pembakaran Quran Memicu Perang Dunia

gambar : ilustrasi

Bisa dibayangkan bagaimana jika tindakan sinting membakar Al-Quran yang dikampanyekan pastor Gereja Dove Outreach Center, Gainesville, Florida itu benar-benar dilaksanakan.....
................Belum terjadi saja, muncul perlawanan luar biasa di berbagai negara dunia.



Belasan orang terluka setelah massa pendemo menyerang markas pasukan NATO di Province Badakhshan, Afghanistan. Ribuan muslim lainnya turun ke jalanan ibu kota Kabul dan dua kota lainnya di Afghanistan. Satu warga dikabarkan tewas tertembak dan sejumlah lainnya dirawat di rumah sakit.
Di Multan, Pakistan, demonstrasi anti-Amerika pun merebak. Mereka melampiaskan kemurkaan dengan membakar bendera AS. Ummat Kristiani ikut murka dan ikut berdemo.
Demonstrasi serupa juga merebak di Irak, Jalur Gaza, Palestina, dan negara-negara berpenduduk muslim lainnya. Sekitar 10.000 muslim di London utara, Inggris, bakal berkumpul di masjid terbesar di Eropa di kawasan itu, hari ini.
Unjuk rasa di Badakhshan, Afghanistan utara, dinilai paling serius. Kejadiannya bermula ketika ratusan pemuda menyerang markas tim rekonstruksi pasukan NATO dari Jerman. Massa bersenjatakan tongkat dan batu mencoba menerobos masuk gedung. Pasukan NATO menghalau mereka dengan menembaki kerumusan massa yang murka itu.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun menelfon pastor Jones. Setelah itu, tokoh muslim Florida Muhammed Musri menjembatani kesepakatan dengan pastor yang pengikutnya hanya 30-50 orang itu.
Bukan mustahil, pembakaran Quran itu bakal memicu perang dunia. Maklum, yang dibakar itu bukan lagi sekadar simbol peribadatan semisal masjid atau musholla. Bagi ummat Islam, Al-Quran ialah Kitab Suci sekaligus ruh dan jiwa mereka. Al-Quran adalah harga diri dan kehormatan kaum muslim. Mereka yang lemah tanpa senjata sekalipun bakal melawan tanpa takut mati.


Batal atau Tertunda

Untunglah pastor Jones menahan diri. Jones sebelumnya menyerukan warga AS memperingati tragedi 9/11 itu dengan menggelar Hari Pembakaran Al-Quran.
Setelah bertemu dengan Presiden Masyarakat Islam Florida Pusat Muhammed Musri, Jumat (10/9), Jones sepakat menghentikan kampanye provokatifnya itu.
Namun agaknya kesepakatan itu lebih mengarah pada penundaan, bukan pembatalan. Pasalnya, dia ingin konsesi berupa pembatalan pembangunan Pusat Komunitas Islam di kawasan sekitar dua blok dari Ground Zero, lokasi bekas menara kembar World Trade Center di Manhattan, New York, yang rata dengan tanah setelah dihajar dua pesawat teroris.
Pihak developer membantah klaim Jones tentang konsesi pemindahan lokasi pembangunan Islamic center dan masjid itu. Jones akan terbang ke New York untuk menemui Feisal Abdul Rauf, pemimpin proyek pembangunan tersebut, Sabtu ini (Minggu, 12/9 WIB).
Rauf membantah bakal bertemu Jones. Dia malah menyarankan semua pihak tidak meributkan pembangunan majid itu. “Menyongsong peringatan 11 September, demi kehidmatannya, saya mendorong semua orang menyisihkan waktu untuk berdoa dan merenung.”
Pastor Jones bersikukuh: “Warga Amerika tidak menghendaki ada masjid di sana, kaum muslim tidak ingin kami membakar Al-Quran. Karena itu, mari kita mengambil langkah yang akan membuat semua pihak senang”.
Kisruh tampaknya belum bakal menjauh. Sedikitnya ada tiga warga AS lainnya yang menyatakan akan membakar Al-Quran. Di Topeka, Kansas, tokoh terkemuka Gereja Baptis Westboro bertekad membakar Al-Quran.
Di Springfield, Tennessee, pastor Bob Old menyatakan akan membakar Quran dengan dalih para pemeluk Islam “menyembah tuhan yang keliru, memiliki bacaan yang keliru, nabi yang keliru, dan kitab suci yang keliru”.
Di Cheyenne, Wyoming, seorang demonstran bernama Duncan Philp berencana membakar Quran di tangga gedung parlemen AS, Capitol Hill.
Tak ayal kondisi tersebut membuat galau Presiden Obama. Dia memperingatkan bahwa pembakaran Quran bakal membahayakan warga AS sendiri. “Ini era internet sehingga sesuatu (tindakan konyol membakar Quran)) dapat menghancurkan dunia. Karena itu, kita harus menanggapinya serius".
Presiden Obama sadar, ratusan ribu tentara AS di berbagai negara muslim, seperti Irak dan Afghanistan serta negara-negara lainnya, terancam bahaya. Baru-baru ini, Presiden Obama mengakui AS tidak meraih kemenangan apapun di Irak, negara yang diinvasinya bersama para sekutu pada 2003. Alih-alih menang, ribuan tentara AS tewas dan jutaan dolar terbuang percuma. Jika pembakaran Quran oleh warga AS itu terlaksana, perlawanan lebih sengit tentu bakal dihadapi para serdadu negara itu.
“Ini (pembakaran Quran) jalan yang membahayakan pasukan kita, anak-anak laki-laki dan perempuan kita, bapak-bapak dan ibu-ibu serta para suami dan istri yang berkorban untuk menjaga keselamatan kita, dan Anda tentu tidak bermain-main dengan hal itu,” kata Obama.
















                                                                              Mengutuk Pembakaran Al-Quran
 
 
gambar : ilustrasi

Islam menghargai kebhinekaan dan kemajemukan. Islam lahir dan bertumbuh dalam lingkungan yang sangat heterogen, bukan dalam sebuah masyarakat senyap yang homogen.


Kini, ada arus balik di AS yang anti-Islam. Tindakan kampanye pembakaran Al-Quran dari kelompok yang menamakan dirinya `Dove World Outreach Center` dibawah pimpinan Pastor Senior Sylvia Jones yang berkantor di Florida, Amerika Serikat, menuai kecaman dunia. Termasuk kecaman dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dan Forum Lintas Agama.
Kepala Biro Penelitian dan Komunikasi PGI, Pendeta Henry Lokra di Jakarta, Rabu (4/8/10), menyatakan, "Dalam tindakan itu mereka mengatasnamakan kelompok agama, terutama membawa agama kristen, padahal hal itu tidak benar. Kristen mengajarkan cinta kasih dan tidak provokatif."
Kampanye membakar Al-Quran muncul di halaman situs jejaring sosial Facebook sebagai bentuk ajakan kepada warga dunia dalam peringatan sembilan tahun tragedi WTC pada 9 November mendatang.
Dalam kaitan ini, wajar jika Ketua Laskar Empati Pembela Bangsa (LEPAS) Egi Sudjana yang berdemo bersama Gerakan Peduli Pluralisme, merasa geram dan meminta pemerintah Indonesia untuk cepat melakukan tindakan.
Para aktivis mendesak Menteri Luar Negeri harus melobi PBB agar memberi teguran kepada Pemerintah Amerika Serikat dan mendesak Washington menangkap pastor yang menyebarkan gerakan provokataif tersebut.
Kecamanan terhadap pembakaran Al-Quran juga datang dari Parisada Hindu Dharma Indonesia, Matakin, Wahid Institute, Ma'arif Institute, Gamki, PP GMKI, beserta ormas dan forum agama lainnya.
Bagaimanapun, berita mengejutkan ini berasal dari Amerika Serikat. Sebuah gereja bernama Dove World Outreach Center , yang berpusat di Gainesville , Amerika Serikat menyatakan diri sebagai tuan rumah “Hari Pembakaran Alquran Internasional”.
Acara itu dilangsungkan dalam rangka memperingati 9 tahun tragedi serangan 11 September 2001 terhadap Menara Kembar di New York. Demikian berita yang disebarluaskan melalui situs jejaring facebook. Mereka juga mengundang semua umat Kristen di seluruh dunia untuk ikut serta (tentu saja di tempatnya masing-masing) melakukan hal yang sama.
Berita ini mengejutkan sebab perbuatan membakar-bakar buku dan yang sejenisnya, mestinya telah menjadi masa lampau. Di dalam abad-abad pertengahan di Eropa, memang merupakan kebiasaan untuk membakar buku-buku dan atau tulisan-tulisan yang dianggap berbahaya dan tidak sejalan dengan apa yang lazim diterima di dalam masyarakat tersebut.
Sesungguhnya, membakar buku dan sejenisnya, adalah tindakan yang tidak bisa diterima lagi di dunia modern dewasa ini. Lebih-lebih ketika kemungkinan melakukan argumentasi terbuka seluas-luasnya.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Ayewangoe menilai, perbuatan itu lebih tidak beradab lagi, sebab yang mau dibakar adalah Kitab Suci, yang merupakan sumber iman dan diyakini oleh sepertiga umat manusia di muka bumi ini.
"Sepertiga umat manusia ini menggantungkan seluruh iman dan kepercayaannya terhadap Kitab Suci ini, yang sekaligus juga diyakini sebagai sumber bagi perkembangan peradaban kemanusiaan. Oleh karena itu, kita mengecam maksud dan tindakan seperti itu, dan memandangnya sebagai tidak beradab."
Menurut Andreas, tindakan membakar Alquran itu dicanangkan tidak lain sebagai salah satu ungkapan stereotype terhadap Islam, yang dalam pandangan mereka adalah asal-usul dan biang keladi kejahatan dan terorisme.
Memang sejak 11 September 2001 itu kecurigaan terhadap (penganut) Islam menjadi makin tinggi.
Dunia dan kita semua harus mengecam tindakan pembakaran Al Qur’an di Amerika Serikat itu. Tetapi sekaligus juga dunia dan kita mesti menyerukan agar umat manusia, termasuk kita di Indonesia tidak terjebak dalam perbuatan-perbuatan yang justru tidak memperlihatkan sikap keadaban. Kita, umat Islam, Kristiani,Hindhu,Budha dan Konghucu serta kepercayaan lain, harus menegakkan toleransi dan menghargai pluralitas.

Tidak ada komentar: